• icon0911-346161
  • iconinfo@iaknambon.ac.id
  • iconJalan Dolog Halong Atas - Kota Ambon

SEJARAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN KRISTEN

Blog Details

SEJARAH FIPK

Fakultas Ilmu Pendidikan Kristen memiliki sejarah panjang yang dimulai dari pendirian Akademik Pendidikan Tenaga Keguruan Agama Kristen Ambon (APTK-AK) pada tahun 1992. Pendirian APTK-AK ini merupakan langkah strategis untuk menyiasati kebijakan penutupan sekolah-sekolah keguruan seperti SPG, SGO, dan PGA di tahun 1992. Pada saat didirikan, APTK-AK Ambon dipimpin oleh Drs. E. Rugebregt, dan membuka dua program studi, yaitu D2 dan D3 Pendidikan Agama Kristen, untuk meningkatkan kualifikasi pendidikan Guru-Guru Agama Kristen. Kemudian di tahun 1997, tepatnya tanggal 27 Maret 1997, APTK-AK berubah status menjadi Akademi Pendidikan Guru Agama Kristen Protestan Negeri (APGAKPN) Ambon dengan Th. Heumasse, SH sebagai Direktur pertama. Proses penegerian APGAKPN Ambon dilakukan secara langsung oleh Tarmizi Taher sebagai Menteri Agama, bertempat di Baileo Siwalima Ambon.

Setahun kemudian, pada 1998 kepemimpinan Th. Heumasse, SH yang memasuki masa pensiun, digantikan oleh Drs. Listen Sirait sebagai Direktur sampai tahun 1999. Di masa itulah terjadi konflik kemanusiaan di kota Ambon. Drs. Listen Sirait hanya menjabat sampai tahun 1999. Namun beliau tidak menyelesaikan tugasnya karena sakit dan meninggal dunia. Untuk melanjutkan tugas kepemimpinan sebagai Direktur APGAKPN, Roberth Souhaly, SH ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas. Untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan agama terutama kualifikasi Guru Pendidikan Agama Kristen, maka berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 19 Tahun 1999, status APGAKPN ditingkatkan menjadi Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri (STAKPN). Proses peresmiannya dilakukan oleh Menteri Agama Tolchah Hasan pada tanggal 25 April tahun 2000.

Setelah meningkat status menjadi Sekolah Tinggi, maka STAKPN Ambon mengembangkan kiprah akademiknya dengan membuka 2 jurusan Strata Satu (S1) yaitu; Jurusan Pendidikan Agama Kristen (PAK), Jurusan Teologi. Program D2 dan D3 PAK tetap berjalan sampai tahun 2007-2008. Setahun kemudian dibuka 2 jurusan baru yaitu; Jurusan Musik Gerejawi, dan Jurusan Pastoral Konseling. Dengan dibukanya 4 jurusan Strata Satu (S1), maka STAKPN Ambon terus berkembang dari waktu ke waktu.

Pada tahun 2012, setelah masa kepemimpinan R. Souhaly, SH., MH berakhir, Dr. Agusthina Christina Kakiay, M.Si terpilih sebagai  Ketua STAKPN Ambon. Status lembaga ini meningkat menjadi Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Ambon berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI Nomor 12 Tahun 2018 dan diresmikan oleh Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifuddin pada 27 Oktober 2018, dengan menunjuk Dr. A.Ch. Kakiay sebagai Rektor Pertama. 

Dengan berdirinya IAKN Ambon, dibentuklah 3 fakultas baru, yaitu; Fakultas Ilmu Pendidikan Kristen (FIPK), Fakultas Ilmu Sosial Keagamaan (FISK), dan Fakultas Seni Keagamaan Kristen (FSKK). Fakultas Ilmu Pendidikan Kristen (FIPK) sejak dibentuk, dipimpinan oleh Dekan Dr. Agusthina Siahaya, M.Th, dengan memiliki tiga program studi, yakni: Prodi Pendidikan Agama Kristen, Prodi Bimbingan Konseling Kristen, dan Prodi Pendidikan Kristen Anak Usia Dini, dan Prodi Pendidikan Seni Musik (PSM). Namun dikemudian hari Prodi PSM bergabung dengan Fakultas Seni Keagamaan Kristen untuk pemenuhan syarat sebagai fakultas baru. Semenjak itulah FIPK terus berkembang dan sampai pada tahun 2022, telah menambah 4 Program Studi baru, yaitu; Prodi Pendidikan Profesi Guru (PPG), Prodi Teknologi Pendidikan, Prodi Pendidikan Sosiologi, dan Prodi Pendidikan Bahasa Inggris. Sejak kepemimpinan Rektor Prof. Yance Z. Rumahuru, MA tahun 2022, maka upaya untuk meningkatkan status menjadi Universitas Kristen Negeri (UKN) terus menjadi prorgam prioritas.

Demikianlah sejarah singkat berdirinya Fakultas Ilmu Pendidikan Kristen IAKN Ambon. Dari catatan sejarah ini, ternyata FIPK adalah embrio (rahim) yang membentuk berdirinya APTK-AK, APGAKPN, STAKPN, sampai dengan IAKN Ambon. Melalui tangan Tuhan, FIPK akan terus berkembang dan menjadi garda terdepan dari perjuangan panjang membentuk kualitas sumberdaya manusia Indonesia baik pada skala nasional maupun di wilayah kepulauan Maluku.


Share Pages

Komentar (0)

Tinggalkan Komentar